Sabtu, 03 Februari 2018

Kegiatan Parenting Jawa Pos SDN Menanggal 601











Minggu, 15 Februari 2015

Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Usia SD (Sekolah Dasar)

Ilustrasi - http://sp.beritasatu.com/media/images/original/20141205154438348.jpg
Sejatinya penerapan kurikulum 2013 mengacu pada kurikulum Ki Hadjar Dewantara (Bapak Pendidikan Indonesia) yang menerapkan among, pamong, tutwuri handayani, kesemuanya itu telah terangkum didalam kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan cuma berbeda nama. Konsep among adalah Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang baik dan perlu saja, akan tetapi harus mendidikan murid agar dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu itu yang bermanfaat untuk keperluan lahir dan batin dalam hidup bersama tiap-tiap guru, dalam pola piki Ki Hadjar Dewantara adalah abdi sang anak, abdi murid, bukan penguasa atas jiwa anak-anak (Sudarto, 2008). Konsep pamong adalah hubungan antara pamong dan siswa, harus dilandasi cinta kasih, saling percaya, jauh dari sifat otoriter dan situasi yang memanjakan. Dalam konsep ini siswa bukan hanyak objek (penerima informasi), tetapi juga dalam kurun waktu yang bersamaan sekaligus menjadi subjek (pemberi informasi).  Tutwuri adalah sikap pamong (guru) yang memberi kebebasan kepada siswa untuk berbuat sesuatu sesuai dengan hasrat dan kehendaknya, sepanjang masih sesuai dengan norma-norma yang berlaku. dan Handayani adalah sikap yang dimiliki pamong (guru) yakni mempengaruhi dengan daya dan kekuatannya, kalau perlu dengan paksaan dan kekerasan, apabila kebebasan yang telah diberikan telah diselewengkan dan membahayakan diri dan merugikan orang lain. Dengan demikian siswa sebagai subjek memiliki kebebasan, namun sebagai objek memiliki ketertundukan sebagai kewajibannya.

Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dimana dalam menyelenggarakan pendidikannya  harus berkarakter.
Nilai-nilai teridentifikasi yang dapat dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa dijelaskan pada uraian dibawah ini.
Agama. Bangsa Indonesia merupakan masyarakat beragama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai yang bersumber dari agama. Melalui pendidikan karakter, diharapkan agama tidak sebatas khotbah melainkan dapat diimplementasikan dalam realita kehidupan sehari-hari, sehingga setiap peserta didik memiliki kesalehan sosial yang tinggi.
Pancasila. Pancasila dijadikan sumber dari segala sumber hukum. Setiap gerak kehidupan politik, ekonomi, hukum dan pendidikan selalu bernafaskan pancasila. Pendidikan karakter bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi good citizen, dalam arti memiliki kemauan dan kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya.
Budaya.Seluruh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sosialnya didasari oleh nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya dijadikan pijakan dasar untuk melakukan komunikasi social antar kelompok masyarakat. Keragaman budaya harus dapat dijadikan kekuatan untuk saling memahami antar kelompok masyarakat yang pada akhirnya menjadi sinergi pembangunan.
Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai normatif yang harus dimiliki warga Negara Indonesia setelah mengikuti proses pendidikan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional hendaknya dapat dijadikan pijakan operasional pengembangan karakter peserta didik.

Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
Pendidikan karakter  merupakan hal yang baru sekarang ini meskipun bukan sesuatu yang baru. Penanaman nilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala. Akan tetapi, seiring dengan perubahan jaman, agaknya menuntut adanya penanaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pengajaran. Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan (embeded) ke dalam RPP dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini semakin memudar.
Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukan sebagai mata pelajaran monolitik, melainkan terintegrasi kedalam mata pelajaran. Dimana jika kita lihat isi kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebenarnya ada ruang khusus untuk pendidikan karakter, yaitu melalui pengembangan diri. Oleh Karena itu guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter kedalam KTSP.
Para pakar yang menekuni pembelajaran intensif telah mensintesiskan hasildan temuan dari berbagai penelitian dan merumuskan prinsip-prinsip pembelajaran yang kondusif terhadap pengembangan potensi peserta didik, antara lain : 
(1) pembelajaran harus berorientasi pada pengalaman keseharian peserta didik, 
(2) pembelajaran lebih menekankan pemecahan masalah secara aktif  dan bukan penguasaan fakta, (3) Transfer akan lebih mungkin terjadi jika konteks pembelajaran mirip dengan konteks dimana hasilnya akan diterapkan, 
(4) pembelajaran hendaknya melibatkan diskusi kelompok untuk melatih penalaran, ekspresi, toleransi dan etika dalam berbeda pendapat dan sintesis dari emikiran bersama.
Adapun prinsip-prinsip yang dapat dignakan dalam pengembangan pendidikan dan karakter bangsa, dapat diamati pada uraian dibawah ini.

Strategi pembelajaran. Sebagai contoh adalah model pembelajaran kolaborasi atau belajar kelompok (misalnya model Jigsaw, model Number Head Together, dst), didalam model pebelajaran tersebut terintegrasi nilai karakter yaitu mengembangkan nilai kerjasama, toleransi, etika dalam berbeda pendapat, penalaran dalam mensintesiskan beberapa pendapat secara bersama, menghargai pendapat orang lain, keberanian mempresentasikan hasil kelompok, yang termuat didalamnya pengembangan keterampilan mengkomunikasikan pendapat. Juga masih banyak metode, strategi, pendekatan dan model pembelajaran lain yang bias digunakan untuk implementasi penddikan karakter ini.

Keterkaitan materi dengan domain nilai karakter. Guru senantiasa berusaha mengaitkan materi pelajaran dengan suatu domain pendidikan karakter. Misalnya pembelajaran matematika yang dikenal sebagai ilmu yang memiliki penalaran deduktif yang logis, konsistensi yang ketat, dsb. Hal ini  dalam pembelajaran dapat dikaitkan dengan aspek dari domain pendidikan karakter, mialnya sifat teliti, konsisten, keberadaan Tuhan, dsb. Tentu pembelajaran untuk materi lain dapat pula dikaitkan dengan aspek dari domain pendidikan karakter.
Inkulkasi. Inkulkasi merupakan lawan dari indoktrinasi. Beberapa contoh inkulkasi adalah (a) mengemukakan pendapat disertai alasan yang rasional, (b) memperlakukan pihak lain secara adil, (c) menghargai pendapat yang berbeda, (d) memtuhi tata tertib/peraturan, (e) pemberian penghargaan atau hukuman yang masuk akal dan mendidik, (f) tidak memutuskan hubungan dengan orang yang tidak setuju dengan pendapatnya, dan sebagainya. Hal ini semua perlu menjadi kebiasaan guru sehingga guru dengan spontan senantiasa mengarahkan dan mengingatkan Peserta didik.
Pemberian teladan. Jika pendidik seara konsisten berprilaku rajin, disiplin, bersemangat, kerja keras, keterbuakaan, adil, toleran, bertanggung jawab dan keluhuran budi pekerti lainnya. Maka akan banyak peserta didik yang mengidolakan dan meniru perilaku gurunya, karena kelebihan yang dimiliki guru tersebut.
Pemberian fasilitas. Pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dimanfaatkan untuk kemandirian belajar. Dengan bimbingan dan arahan guru, peserta didik diminta untuk membaca sendiri suatu bagian dalam buku atau LKS, selanjutnya guru memberikan pendalaman materi bab tersebut dengan mengajukan pertanyaan baik dalam bentuk tes tulis maupun liasn.
Pengembangan keterampilan. Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuhdi (2009, 62) megidentifikasi sepuluh keterampilan agar peserta didik dapat menyesuaikan dan berhasil dalam kehidupannya, yaitu: berfikir kritis, berfikir kreatif, berkomunikasi seecara jelas, berlaku asertif (berani mengemukakan pendapat dengan spontan dan bertanggung jawab), berani menolak tekanan dari kawan dengan cara yang tidak mengecewakan, belajar secara kolaboratif, mampu mengatasi konflik, keterampilan akademik dan keterampilan sosial.
Melembaga. Pendidikan karakter selain diimplementasi di kelas oleh guru, juga perlu ada kebersamaan dari semua individu yang terdapat dalam suatu lembaga/sekolah. Sehingga terbangun suatu suasana yang kondusif yang member dorongan kepada peserta didik untuk memiliki karakter yang terpuji.


Pengembangan RPP Bermuatan Karakter
Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi  Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Didalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian
Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mencantumkan identitas
•    Nama sekolah
•    Mata Pelajaran
•    Kelas/Semester
•    Alokasi Waktu
Catatan: RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan.
A. Standar Kompetensi
Adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :
  • urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD
  • keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
  • keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
B. Kompetensi Dasar
Merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai Standar Kompetensi mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar
  • Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
  • Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran
C. Tujuan Pembelajaran
Berisi  penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.
D. Materi pembelajaran
Adalah  materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.
E. Metode Pembelajaran
Dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan :
  1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
  1. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Eksplorasi
  • Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)
  • Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
  • Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)
  • Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)
Elaborasi
  • Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
  • Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
  • Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
  • Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
  • Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
  • Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  • Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
konfirmasi
  • Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
  • Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan)
  • Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:
  • Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);
  • membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
  • Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis)
  • Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dan
  • Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).
  1. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

G.    Sumber Belajar
Pemilihan  sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.  Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,  sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

H.    Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan  teknik  tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.
Pendidikan karakter akan berhasil manakala disertai contoh dan pembiasaan dari semua stackholders pendidikan, baik guru, kepala sekolah, komite sekolah, orang tua peserta didik, masyarakat dan juga pemerintah. Guru sekolah dasar memiliki posisi strategis dalam pendidikan karakter bangsa, sebab merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga dalam mengembangkan nilai-nilai kehidupan.

SDN Menanggal 601 sebagai fasilitator pelaksana kurikulum 2013 dan pendidikan karakter di Surabaya
SDN Menanggal 601 telah menyediakan buku materi kurikulum 2013 kelas 1, 2, 4 dan 5 sejumlah siswa dan telah melengkapi prasarana penunjang lain seperti LCD Projector di masing-masing kelas serta mengadakan pendampingan rutin (KKG Intern) setiap hari Sabtu. Dan sebagai penunjang lainnya SDN Menanggal 601 telah mendapatkan bantuan alat peraga agama islam dari kementerian agama berupa alat peraga huruf hijaiyah, alat peraga cerita nabi, dsb.
 
Terima kasih.

Kamis, 05 Februari 2015

Susunan Kepanitian Ujian Sekolah Sub Rayon 24 Kecamatan Gayungan Tahun Pelajaran 2014/2015

SUSUNAN PANITIA
PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH (US)
KECAMATAN GAYUNGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Pembina                                                :    Kepala UPTD Bina Pengelolaan Sekolah
                                                                  Wilayah 1 Surabaya

Penasehat                                              :    1. Pengawas TK/SD Kecamatan Gayungan
                                                                  2. Penilik TK/SD Kecamatan Gayungan
                                                                  3. Ketua KKKSD Kecamatan Gayungan

Ketua Sub Rayon                                 :    Eri Djanuwarsih, S.Pd
                                                                  (KS SDN Menanggal 601)

Sekretaris                                              :    Drs. Jusmono
                                                                  (KS SDS Lab. Unesa)

Bendahara                                            :    Misiyem, S.Pd, M.Si
                                                                  (KS SDN Ketintang IV)

Seksi-Seksi                                           :
1. Penanggung Jawab Naskah           :    1. Drs. Abdul Karim Latif          4. Leremaningsih, S.Pd, M.Si
                                                                  2. Rurun Werdiani, S.Pd             5. Imam Hanafi, S.Pd
                                                                  3. H. Moch. Nizar, S.Pd             6. Riwuk P., S.Pd, M.Si
2. Transportasi                                      :    1. Anwar, S.Pd
                                                                  2. Drs. Sutopo, M.Pd
3. Konsumsi                                          :    1. Mintarti, S.Pd, M.Pd
                                                                  2. Siti Nurhayati, S.Pd
4. Dokumentasi                                    :    1. Endang Tjipto Sari, S.Pd, M.Psi
5. Perlengkapan                                    :    1.Hj. Rusdjati Kusuma W, S.Pd, M.Pd
                                                                  2.Yuliani, S.Pd




                                                                                                        Surabaya, 4 Februari 2015
                                                                                                               Ketua Sub Rayon
                                                                                                            Kecamatan Gayungan





                                                                                                  Eri Djanuwarsih, S.Pd, M.MPd

                                                                                                      NIP. 19630103 199001 2 001

Jumat, 26 September 2014

COPAS PENGISIAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA DAPODIK

 
Aplikasi Dapodik 2014

Sekolah Dasar
Pembelajaran Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar secara umum adalah sebagai berikut :
Kelas 1
Tugas JJM Jenis JJM
Guru Kelas 22 Wajib
PJOK 4 Wajib
Guru Agama 4 Wajib
Jumlah 30
Untuk memenuhi kewajiban 24 Jam, Guru Kelas 1 diperbolehkan menambah 2 Jam Pelajaran untuk pendalaman materi.

Kelas 2
Tugas JJM Jenis JJM
Guru Kelas 24 Wajib
PJOK 4 Wajib
Guru Agama 4 Wajib
Jumlah 32

Kelas 3
Tugas JJM Jenis JJM
Guru Kelas 26 Wajib
PJOK 4 Wajib
Guru Agama 4 Wajib
Jumlah 34
nb : Belum diterapkan tahun ini.
Kelas 4,5 dan 6
Tugas JJM Jenis JJM
Guru Kelas 28 Wajib
PJOK 4 Wajib
Guru Agama 4 Wajib
Jumlah 36
nb : Untuk Kelas 6 belum diterapkan tahun ini
Jika Kepala sekolah mengajar pada rombel tersebut maka dapat mengambil jam Guru Kelas, pembagian jjm menjadi sbb :
Tugas JJM Jenis JJM
Guru Kelas 26 Wajib
PJOK 4 Wajib
Guru Agama 4 Wajib
Kepala Sekolah (Guru Kelas) 2 Wajib
Jumlah 36

Karena pelajaran Guru Kelas bersifat tematik maka pembagian tema mengajar antara Kepala Sekolah dengan Guru Kelas harus dikordinasikan.
Pengisian Pada Aplikasi Dapodikdas.
Sejatinya pengisian pembelajaran pada aplikasi Dapodikdas mengikuti pembagian jam mengajar seperti diatas, namun karena masih terdapatnya beberapa pembatasan, maka pengisian pembelajaran dapat disesuaikan sbb :
  1. Jika guru kelas mengajar lebih dari 24 Jam, maka kelebihan mengajar dapat diisi sebagai Jam Wajib Tambahan
  2. Kepala Sekolah yang mengajar 2 jam Guru Kelas dapat diisi sebagai Jam Wajib Tambahan
  3. Karena Pelajaran Guru Kelas bersifat tematik, maka pengisian Nama Mapel Lokal dapat diisi apa saja.
Mata Pelajaran  Muatan Lokal pada SD
Pada dasarnya Pelajaran Muatan Lokal  (mulok) menjadi kewajiban Guru Kelas untuk mengajarkannya. Namun dengan adanya Permendikbud No. 81A yang memberi ruang tersendiri bagi pelajaran mulok maka diperbolehkan pelajaran ini diajarkan oleh Guru tersendiri dengan alokasi waktu 2 jam (diluar jjm Guru Kelas).
Contoh pembelajaran kelas 4/5/6 yang menerapkan Mulok sebagai pelajaran tersendiri
Tugas JJM Jenis JJM
Guru Kelas 26 Wajib
PJOK 4 Wajib
Guru Agama 4 Wajib
Kepala Sekolah (Guru Kelas) 2 Wajib
Muatan Lokal 2 Wajib Tambahan
Jumlah 38

Pengisian Pada Aplikasi Dapodikdas.
Muatan lokal dimasukkan sebagai Jam Wajib Tambahan dengan alokasi waktu 2 Jam Pelajaran.

Sumber : http://andhin.net/2014/09/07/pengisian-pembelajaran-kurikulum-2013-pada-aplikasi-dapodikdas/

Jumat, 19 September 2014

JUMAT SEHAT SDN MENANGGAL 601 SURABAYA

Sebelum melakukan aktivitas alangkah baiknya kita menggerakan badan (berolahraga) supaya badan segar pikiran tenang. Untuk itu SDN Menanggal 601 Surabaya dengan semangat Jumat Pagi Sehat mengadakan senam bersama yang diikuti oleh perwakilan sekolah seluruh kecamatan Gayungan.
Acara dimulai pukul 06.00 s.d 07.00 dengan antusias peserta mengikuti gerakan instruktur senam.



 

Jumat, 12 September 2014

DAPODIK TAHUN PELAJARAN 2014 - 2015

Setelah pelaksanaan workshop kurikulum 2013 di SDN Menanggal 601, sekarang menuju ke pemutakhiran data untuk tahun pelajaran 2014 - 2015. Segudang masalah mengenai pengubahan data di dapodik telah dapat dilewati, semisal untuk merubah tanggal telah ada jawabannya dari blog http://suprikajen.blogspot.com/2014/05/cara-edit-nama-dan-tanggal-lahir-di.html berikut ulasan ulangnya :

Minggu, 17 Agustus 2014

PERINGATAN HUT RI KE- 69

SDN Menanggal 601 dalam memperingati HUT RI Ke- 69 mengadakan berbagai macam kegiatan mulai dari lomba-lomba, jalan sehat, hingga upacara bendera. Dalam pelaksanaan lomba-lomba siswa SDN Menanggal 601 sangat antusias dan bersemangat. Pada hari sabtu, 16 Agustus 2014 diadakan Jalan sehat dengan tema "Family Gathering SDN Menanggal 601" tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut lebih mendekatkan hubungan guru, orang tua/wali siswa, dan siswa.
Hari minggu, 17 Agustus 2014 dilaksanakan upacara bendera, acara berlangsung khidmat dan lancar. Tujuan pelaksanaan upacara adalah memupuk rasa cinta dan bangga kepada Negara Indonesia. Semoga semua kegiatan yang telah dilaksanakan menjadi manfaat bagi seluruh warga SDN Menanggal 601. Semangat terbarukan dan tidak lupa mengucap MERDEKA, MERDEKA, MERDEKA, SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA.

Terima Kasih

Admin